Warga Kecam Penganiayaan Oknum Bupati Wajo - Target Tuntas Online
Breaking News :

Selasa, 19 Februari 2013

Warga Kecam Penganiayaan Oknum Bupati Wajo


TARGET TUNTAS,  Pilkada Gubernur Sulsel yang digelar belum lama ini membuahkan banyak insiden bahkan penganiayaan serta penculikan yang ditengarai seorang oknum Bupati. Penganiayaan dan penculikan serta perampasan barang yang mana pada saat itu bupati Wajo, Drs. H.Andi Burhanuddin, Unru, MM bersama rombongan menguntik salah satu rumah warga  di Doping yang diduga melakukan praktik money politik pada Pilkada Gubernur. Namun sebelum rombongan Bupati Wajo tiba dilokasi, terlebih dahulu mobil yang mengaku dari anggota Panwaslu Wajo tiba dirumah yang diduga melakukan aksi money politik.
Sekitar jam 3.30 wita, orang yang mengaku dari Panwaslu tiba dirumah tersebut dimana pada saat itu penghuni rumah belum tidur. Pasalnya ia sedang menunggu keluarganya yang sedang sakit. Mendengar ada orang bersuara, Andi Akhiruddin mencoba keluar rumah seraya menimpali orang yang sedang bertanya dan mengaku dari Panwaslu. Belum panjang lebar pembicaraannya, rombongan bupati tiba dilokasi. Andi Asdar yang juga saudara A. Akhiruddin bersama iparnya istri A. Akhiruddin keluar diteras depan rumah seraya melihat peristiwa adegan penganiayaan pemukulan saudaranya  dihalaman rumahnya yang dilakukan oleh oknum Bupati Wajo., urai A.Asdar yang dihubungi Via Ponsel.
                Tanpa tedeng aling-aling warga yang berteriak tadi langsung digelandang kesalah satu tempat dengan tangan terikat. Dari penganiayaan warga tersebut, akhirnya warga masyarakat yang mengatasnamakan dirinya “FORUM MASYARAKAT DOPING DAN BENCENG-BENCENGE, simpatisan korban penganiayaan, penculikan, pencemaran nama baik, intimidasi dan perampasan barang melakukan aksi solidaritas ke kantor DPRD Wajo, Senin 28 Januari 2013.
                 Kronologis
Sekitar jam 3.00 subuh, Selasa tanggal 22 Januari 2013, rombongan Bupati Wajo, Drs. Andi Burhanuddin, Unru,MM bersama rombongan yang diperkirakan sekitar 25 kendaraan (Mobil). Ikut rombongan pada saat itu, aparat kepolisian dan TNI, Camat Penrang, sejumlah anggota FKPPI mendatangi rumah keluarga A.Akhiruddin yang beralamat di jalan Pelabuhan sebelah timur Pasar Doping.
                Awalnya, Bupati Wajo, Andi Burhanuddin Unru memasuki halaman rumah keluarga Akhiruddin dan mencari penghuninya. Dimana pada saat itu, Akhiruddin ditemukan sedang bersama istrinya St. Nurfahni sedang keluar dari rumahnya. Dan pada saat Akhiruddin ditemukan maka terjadilah perang mulut. Pasalnya Bupati menuduhnya telah membagi-bagikan uang dan sarung untuk memenangkan No. Urut 1 (IA). Namun tentunya tuduhan tersebut di tampik oleh Akhiruddin dan istrinya, bahwa dirinya tidak pernah membagikan uang maupun sarung kepada warga, ia kesini karena kunjungan keluarga yang sedang sakit.
                Tanpa sadar, Bupati Wajo, Andi Burhanuddin Unru memukul badan Akhiruddin bersama Dg. Tapala, Dg. Pasolong serta satu rekannya bernama. Setelah penganayaan Bupati tersebut, dilanjutkan penganiayaan beberapa anggota dari FKPPI. Penganiayaan ini menjadi tontonan warga diantaranya, H. Kamaruddin, Andi Asdar, P. Nia, Arsal, Rahman Adjeng (Ka.Lingkungan Baru Doping. Setelah adegan penganiayaan ini, Bupati bersama anggotanya naik menggeledah rumah, kamar, lemari-lemari, bahkan sempat membuka kelambu yang masih terpasang diranjang. Dimana pada saat itu dilihat para penggeledah memakai badik (Sajam)
                Dari penggeledahan tersebut, Bupati bersama anggotanya tidak menemukan barang bukti.  Selanjutnya, Akhiruddin diikat tangannya kebelakang lalu ditarik kerumah-rumah warga tetangganya dengan maksud mencari barang bukti tadi. Aksi tersebut juga dibarengi dengan memukul-mukul beberapa  rumah warga dengan menggunakan kayu agar penghuni rumah tersebut terbangun dan turun menemui rombongan bupati seraya meminta sarung pemberian dari tim IA.
                Selanjutnya, keempat orang, Akhiruddin, H.Dg. Tapala, Asriadi, dan Dg. Pasolong digelandang ke Turumpakkae, seraya mengambil dompet, HP, Mobil bersama STNK dan plat kendaraan milik korban.
                TKP II “ Benceng-Bencenge”
Sekitar jam 6.30 wita, Muhammad Azis dan Dakirman warga Benceng-Bencenge mendapat telpon dari Rusmin Nuryadin, Sekretaris Diknas Wajo tentang keberadaannya. Dan saat itu, Azispun menjawabnya bahwa dirinya masih dirumah dan bermaksud ke Atapange. Namun dalam perjalanannya Azis dicegat oleh camat Majauleng dan langsung memeriksa kendaraannya. Namun camat majauleng tidak menemukan barang bukti sesuai apa yang diharapkan. Setelah mobilnya diperiksa Azis pun minta pamit namun tetap dicegah oleh Camat majauleng.
Aksi penggeledehan mobil Azis dan pencegahannya ternyata menunggu rombongan bupati. Setelah bupati bersama romobongan datang. Saat itupula bupati  langsung turun mobilnya untuk menemui Azis dan kembali memukul wajahnya, beruntung saat itu azis menghindar sehingga tidak mengenanya. Setelah itu, Jasman Juanda  (Kadis Pendidikan) dating dan langsung memeluknya dari depan dan saat itu bupati Wajo menendangnya serta memukul perutnya dan juga anggota FKPPI juga ikut memberikan bogem mentah, setelah itu, keduanyapun juga ikut digelandang.
TKP 3 “ Tarumpakkae”
Tepatnya di depan warkop, keenam orang ini diturunkan di mobil dan diperintahkan duduk ditanah. Saat itu, Bupati mengintimidasinya dan memaksa keenam orang tersebut memegang STIKER Ilham Azis sambil dipaksa meneriakkan, “Saya adalah teroris uang diutus untuk membom uang dan sarung di desa-desa, dan keenam orang ini akhirnya meneriakkan sesuai perintah. Dan saat itu Bupati Wajo, menghimbau kepada warga bahwa inilah TERORIS utusan kandidat no.1 dan saat itu bupati meminta agar warga tidak memilih No. 1.
TKP 4  “Kantor DPD Golkar Wajo”
Sekitar jam, 8.30 wita, keenam orang ini di bawah ke kantor Golkar Wajo, disana mereka dipaksa mengakui kalau dirinya teroris utusan Ilham-Azis untuk membom uang dan sarung di sejumlah Desa. Selanjutnya Bupati meminta anggota Panwaslu Wajo untuk dating melihat keenam warga di kantor Golkar Wajo sebagai bentuk pelanggaran Pilkada.
Setelah anggota Panwaslu memeriksa keenam warga, sekitar jam 11.00 wita barula keenam warga tersebut dilepas. Dan barang yang diambil dikembalikan.
Sekitar jam, 14.00 wita, ketiga korban, Akhiruddin, Dakirman dan Muh. Azis bersama saksi-saksi, St. Nurfahni, Andi Asdar dan P. Nia mendatangi Polres Wajo guna melaporkan penganiayaan oknum bupati bersama anggotanya. Dalam keterangan laporannya, mengaku kalau Bupati wajo, sebagai pelaku utama. Namun ternyata dalam BAP Polres Wajo, yang muncul hanya 3 orang nama tersangka yang tidak dikenal korban, sementara nama Bupati tidak masuk dalam BAP. Kuat dugaan kalau semua ini telah di skenariokan faktanya oleh pihak penyidik Polres Wajo. (Kronologis tertulis)
Dalam aksi warga masyarakat di kantor DPRD Wajo, terhadap penganiayaan Bupati Wajo, bersama anggotanya mendapat respon dari anggota dewan yang menerima aspirasinya. Diantaranya, Ketua DPRD Wajo, Drs. H. M.Yunus Panaungi bersama anggota dewan lainnya, mendukung sepenuhnya aspirasi warga masyarakat, “mendukung penegakan hukun dan keadilan di  Wajo tanpa pandang bulu”. Pada kesempatan itu, Taqwa, anggota dewan Wajo  bernada sama bahwa “Kita tidak boleh takut dalam menegakkan hukum dan keadilan, sepanjang  hal itu adalah kebenaran, jadi jangan takut, imbuhnya.
                Sementara itu, bagian penyidik  mengungkapkan bahwa penyidikan yang dilakukannya berdasarkan perintah Kapolda Sulselbar, berdasarkan barang bukti (BB) diantaranya tali pengikat berwarna biru serta sebilah Sajam, ujarnya singkat.  

( Koresponden Wajo : Andi Mappajerru ).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar


 
: TARGET TUNTAS INDONESIA
Copyright © 2013. Target Tuntas Online - All Rights Reserved / Email : targettuntasonline@yahoo.com
DESAIN TARGET TUNTAS
Spesialis Pimred
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...