EIP, gadis berusia 12 tahun yang masih duduk di bangku kelas III SD,
menjadi korban perkosaan saat pulang dari sekolah, di Distrik Manokwari
Selatan, Papua Barat. EIP yang merupakan anak yatim ini, hanya terbaring
lemas di ruang bersalin Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Manokwari,
karena terus mengalami pendarahan.
EIP masih trauma setiap melihat orang asing yang datang untuk menjenguknya. Bahkan EIP juga belum mau berbicara kepada pihak penyidik Polres Manokwari. Namun setelah dibujuk, akhirnya korban mau bercerita.
Awalnya, EIP mulai bercerita, sepulang dari sekolah, dia ditawari seorang pria yang mengaku tukang ojek untuk mengantarnya ke rumah. Tanpa curiga, EIP pun menerima tawaran itu. Namun, EIP bukannya diantar pulang ke rumah, malah dibawa ke tempat lain. Pelaku beralasan hendak mengantar barang terlebih dahulu ke tempat lain.
Ketika berada di tempat sepi sekitar kompleks Maripi Pantai, Manokwari, pelaku menghentikan kendaraannya dan menarik korban turun dari sepeda motor. Pelaku langsung menganiaya bocah SD itu hingga pingsan. Setelah itu, pelaku melampiaskan nafsu bejatnya kepada bocah malang itu. Setelah itu, pelaku kabur meninggalkan bocah SD itu masih dalam keadaan pingsan.
Beberapa saat kemudian, korban ditemukan orang oleh warga setempat, dan segera dibawa ke rumah sakit. Karena korban mengalami pendarahan cukup hebat, korban harus ditransfusi darah. Namun pihak RSUD kekurangan darah, akhirnya keluarga meminta bantuan donor darah dari anggota TNI-AD Kodim 1703 Manokwari.
Sementara itu, Kasat Reskrim Polres Manokwari, AKP Kristian Sawaki yang ditemui Senin (11/2/2013), menyatakan, pihaknya sedang memburu pelaku. Polisi juga sudah memeriksa orang-orang terdekat korban serta mengamankan barang bukti berupa pakaian korban.
"Saya telah memerintahkan tim Buser untuk mengejar pelaku yang diduga sebagai ojek. Kami juga telah meminta keterangan dari beberapa warga yang melihat pertama kali korban dibonceng," Tandas Kasat Kristian saat ditemui Kompas.com
EIP masih trauma setiap melihat orang asing yang datang untuk menjenguknya. Bahkan EIP juga belum mau berbicara kepada pihak penyidik Polres Manokwari. Namun setelah dibujuk, akhirnya korban mau bercerita.
Awalnya, EIP mulai bercerita, sepulang dari sekolah, dia ditawari seorang pria yang mengaku tukang ojek untuk mengantarnya ke rumah. Tanpa curiga, EIP pun menerima tawaran itu. Namun, EIP bukannya diantar pulang ke rumah, malah dibawa ke tempat lain. Pelaku beralasan hendak mengantar barang terlebih dahulu ke tempat lain.
Ketika berada di tempat sepi sekitar kompleks Maripi Pantai, Manokwari, pelaku menghentikan kendaraannya dan menarik korban turun dari sepeda motor. Pelaku langsung menganiaya bocah SD itu hingga pingsan. Setelah itu, pelaku melampiaskan nafsu bejatnya kepada bocah malang itu. Setelah itu, pelaku kabur meninggalkan bocah SD itu masih dalam keadaan pingsan.
Beberapa saat kemudian, korban ditemukan orang oleh warga setempat, dan segera dibawa ke rumah sakit. Karena korban mengalami pendarahan cukup hebat, korban harus ditransfusi darah. Namun pihak RSUD kekurangan darah, akhirnya keluarga meminta bantuan donor darah dari anggota TNI-AD Kodim 1703 Manokwari.
Sementara itu, Kasat Reskrim Polres Manokwari, AKP Kristian Sawaki yang ditemui Senin (11/2/2013), menyatakan, pihaknya sedang memburu pelaku. Polisi juga sudah memeriksa orang-orang terdekat korban serta mengamankan barang bukti berupa pakaian korban.
"Saya telah memerintahkan tim Buser untuk mengejar pelaku yang diduga sebagai ojek. Kami juga telah meminta keterangan dari beberapa warga yang melihat pertama kali korban dibonceng," Tandas Kasat Kristian saat ditemui Kompas.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar